Ada satu waktu di mana saya duduk diam, memasang headset saya dengan volume 80%, cukup untuk membuat orang-orang saya terlihat sedang berbicara dengan bahasa tubuh saja, saat itu saya lupa lagu apa yang saya dengarkan.
Lagi-lagi saya menikmati dunia versi saya dengan musik versi saya, dengan pandangan versi saya. Kalau dibaca lagi, saya egois sekali saat itu juga di sini, karena tidak menerima intervensi orang lain sedikit pun tentang apa yang saya pikirkkan. Biarlah, blog ini memang panggung saya untuk menghantarkan apa-apa saja yang saya pikirkan. Jika penyanyi butuh microphone agar dunia tahu, saya butuh ruang di window "entri baru", untuk mulai berceracau.
Sepakatkah anda jika saya bilang, setiap hari memiliki inspirator-inspiratornya masing-masing, entah bisa ditemukan di jalan, di bis, di motor, saat lampu merah, di kelas atau di toilet? Bahkan tak jarang saya mendapat inspirasi dari hal-hal buruk yang menimpa seseorang atau bahkan saya sendiri, mungkin juga dari orang-orang yang dibilang tidak baik. Kata saya, Tuhan itu memang Maha Adil. Bahkan orang yang katanya tidak baik saja tetap bisa memberi kita pelajaran. Lagipula menurut saya ya, inspirasi itu buah dari interpretasi, jadi, entah apakah baik atau buruk, semua kembali ke kemampuan dan dari sudut mana kita menginterpretasikan suatu makna.
Sebelum berbicara tentang inspirator, saya akan membagi menjadi 2 macam inspirator. Yang pertama adalah inspirator yang show up hasil karyanya dan yang kedua adalah inspirator yang bergerak dalam diam.
Yang pertama adalah, para inspirator yang dengan senang hati men-show up-kan karyanya. Dari kacamata saya, mereka yang termasuk dalam tipe ini adalah mereka yang ingin menginspirasi orang-orang dengan cakupan yang lebih luas dan lebih banyak. Mereka ingin lebih massive lagi dalam menginspirasi, agar lebih banyak lagi orang yang melihat karyanya kemudian timbul semangat kemudian bergerak. Mulia. Walau sering kali, tipe ini bukan dianggap show up melainkan show off. Kembali lagi ini soal pilihan, dan setiap pilihan punya konsekuensinya.
Seiring berjalannya waktu, yang kita pilih bukanlah coklat atau buah pace, karena pasti kita akan memilih coklat. Tetapi, bagaimana kita memilih roti rasa stroberi atau roti coklat, kedua hal yang sama-sama enak―Anindya Roswita
Namun, mereka yang bergerak di jalur ini sungguh adalah orang-orang yang tangguh, yang berani menerima konsekuensi, meredam emosi, tutup telinga kanan kiri dan bergerak untuk menginspirasi. *kemudian Tepok Salute yang diajari Rumah Hebat Indonesia*
Lalu yang kedua adalah, para inspirator yang bergerak dalam diam. Diamnya mereka bukan karena mereka pasif dan tidak kontributif. Diamnya mereka bukan mereka tidak punya karya yang bisa ditunjukkan. Diamnya mereka karena mereka terus bergerak dan urusan show up karya itu jadi nomor kesekian. Para inspirator yang bergerak dalam diam ini juga kadang takut, saat mereka berbicara banyak soal karyanya, gaungnya akan membuat orang di sekitar mereka risih. Low confidence? You may think they are, tapi kira-kira seperti ini pandangan mereka,
Some stars shine too bright that we can’t even see its beauty―Anindya Roswita
Ambilah matahari, dengan sinarnya yang sebegitu terang, apakah kita pernah sekali saja dapat melihat cahayanya dengan mata telanjang? Dengan kekuatannya yang sedemikian rupa, apakah orang-orang bisa melihat atau bahkan menikmati keindahan yang ada pada matahari? Tidak. Kemudian orang di tipe ini memilih untuk menjadi bintang, dengan jarang yang cukup, sinar yang cukup, ternyata justru dapat membuat orang-orang berkumpul untuk melihat dan menikmati sinarnya, duduk di atas bukit, melakukan stars gazing, tanpa sinar yang terlalu terang, ternyata dapat membuat orang lain di sekitar lebih nyaman bersama kita.
Namun, menyebarkan inspirasi bukanlah soal bagaimana caranya mengeruk orang sebanyak-banyaknya untuk mendengarkan cerita-cerita, kata-kata yang bisa di buat quotenya di Facebook atau Twitter, bukan pula tentang membuat orang nyaman di sekitar kita. Kadang memberi inspirasi berarti membuat orang gelisah karena 'si target' itu belum bergerak seinchipun, kadang memberi inspirasi itu berarti 'menampar' seseorang untuk menyadarkan mereka dari alam mimpi. Memberi inspirasi adalah tentang penanaman esensi akan suatu hal. Dan setiap inspirator memiliki caranya masing-masing dalam menebarkan inspirasi.
Lantas, sudahkah anda menjadi salah satu penebar inspirasi?
Ayo jadi pemuda yang menginspirasi, kalau bukan sekarang, kapan lagi?!
No comments:
Post a Comment