Wednesday, February 5, 2014

Lights

Playlist #3 Lights-Ellie Goulding
Solo malam ini seperti malam-malam biasanya, indah dan berkharisma. Pernah aku tulis juga beberapa patah kata keindahan tentang Solo di sini. Solo malam hari, yang makin larut justru makin hidup, banyak anak muda berjajar di depan gedung BI, sekedar bersenda gurau, menikmati bakso bakar atau bisa juga memotret satu atau dua foto untuk dijadikan display image di media sosial. Ada juga yang berjajar di sepanjang Jalan Slamet Riyadi dengan motor yang sudah dimodifikasi, ajang unjuk kreativitas atau......lupakan.
You show the lights that stop me turn to stoneYou shine it when I'm alone
 Ellie Goulding mulai menghentakkkan telingaku, bertepatan dengan motorku yang mulai melaju di kawasan Pasar Gede. Perfect moment didn't come twice. Seperti lagu ini yang disambut dengan warna merah menyala dari lampion-lampion yang bergantungan menyeberangi satu bangunan dengan bangunan yang lainnya. Kulambatkan laju motor matic yang telah menematiku kurang-lebih sleama 3 tahun, untuk sekedar menikmati suasana di bawah sinar-sinar yang terpancar dari lampion merah. Mendadak aku tidak ingin cepat pulang.

Keluar dari kawasan Pasar Gede, aku memasuki kawasan Gladak. Suasana merah menyala tadi langsung berubah drastis dengan warna kuning keemasan yang terpantul dari lampu jalan, dan lampu-lampu kendaraan yang lalu lalang di jalan tersebut.

Cause they're calling, calling, calling me home
Calling, calling, calling home
Berulang kali aku mendengar Ellie menyebut kata home tapi semakin aku tidak ingin cepat sampai di rumah. Aku ingin berada di dalamnya, menikmatinya sampai pagi saat semua lampu-lampu yang mempercantik kota dimatikan, digantikan sinar abadi dari Sang Surya.

Selain musik, kopi, dan hujan, aku juga suka cahaya. Cahaya dengan hingar-bingarnya, kesan kuat, glamor, mungkin juga arogan, tetapi aku masih menemukan keindahan yang tak tergantikan di dalamnya. Cahaya, seringkali diijadikan sebagai analogi tentang suatu petunjuk, kebenaran dan banyak hal lainnya.

Bagiku, cahaya adalah suatu ketenangan. Entah bagaimana bisa kusebut dengan ketenangan, namun, aku yakin hal ini memang sudah ada, tertanam jauh dan hanya diketahui bagi mereka yang menginginkannya. Ketenangan yang sama aku temukan pada kegelapan. Kegelapan dalam arti sebenarnya. Seperti halnya saat dalam gelap kita bisa lebih tenang dan tertidur dengan lebih nyenyak atau saat kita bisa berpikir lebih banyak di dalamnya.

Kini kalian tahu, cahaya memiliki konten yang sama dengan kegelapan. Ketenangan. Suatu hal yang dapat ditemukan bagi mereka yang berpikir jauh ke dalamnya. Light is now like an open book, you know it if you read it.
Cahaya dan kegelapan adalah hal yang sama, hanya dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Lihat saja sekarang, tak sedikit orang yang merasa dirinya sudah menjadi 'penerang' walau sebenarnya tak beranjak sedikitpun dari kegelapan.  Anindya Roswita
Solo malam hari, indahnya tak akan mungkin bisa dipungkiri, sekali lagi Ellie menyanyikan bait terakhir dari lagu yang menemani sedari tadi.

You show the lights that stop me turn to stone
You shine it when I'm alone


No comments:

Post a Comment