Friday, November 29, 2013

A Thursday: or a Tears-day?

Kamis akan jadi hari yang panjang. Tapi tenang, akhir pekan sudah hampir datang, tetapi harus tetap semangat dan berjuang!

Selamat sore dari bumi Gunungkidul dengan langit senjanya yang elok dan suasana desanya yang permai. Adalah sebuah penyesalan tersendiri saat aku akhirnya gagal menchallenge diriku sendiri untuk menulis peristiwa-peristiwa  selama 7 hari berturut-turut. Padahal hari Kamis ini adalah hari Kamis yang sangat berkesan bagiku.

Sangat Berkesan? Mungkin aku harus meralatnya menjadi, cukup berkesan. Karena UKD 2 mata kuliah--pengantar ilmu sosiologi dan pengantar ilmu komunikasi, itu jauh dari kata berkesan. Walau memang pada akhirnya, akan selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa, seperti selesainya mata kuliah sosiologi--yeaaaa akhirnya nggak perlu berusaha nahan kantuk di kelas ibu dosen yang ini.

Lalu harus mengikuti Kuliah Umum yang diadakan Universitas sampai jam 4 sore. Walau hanya duduk dan aku tidak yakin kalau aku mendengarkan. Malamnya pergi ke acara yang tidak boleh dilewatkan oleh segenap anak kost yang ada di kelasku. Apalagi kalau bukan acara traktiran teman yang ulang tahun. Huehuehue

Dan di sinilah hal yang paling aku sesalkan. Ketiduran.

Segala kelelahan selama sehari ini membuatku harus terbangun pada jam 4 pagi keesokan harinya dengan kata-kata,

  "Yaelah kenapa ketiduran..." 

Tamparan juga untukku yang suka menunda-nunda menulis barang satu atau dua paragraf(mungkin ini juga berlaku untuk kegiatan lain). Kelewatan deadline, capaian dan apa;ah namanya yang harus dikejar karena hal-hal sepele seperti ketiduran memang menyesakkan. Padahal sering sekali aku baca tulisan orang entah di Twitter atau hasil blogwalking sana-sini tentang menulis. Kalo punya pikiran tentang suatu hal, tulis saat itu juga, minimal berupa coret-coretan atau berupa kerangka. Apapun yang penting ditulis. Soal elaborasi, itu jadi nomer 2.

Harusnya siang itu saat aku ingin menulis, aku segerakan menulis.
Harusnya aku sadar waktu tak dapat diulang, siapa yang bisa bernegosiasi dengan waktu? tidak ada.




Thursday, November 28, 2013

Wednesay: It's A Wudd-nesday!

Jam dinding menunjukkan pukul 23:29 WIB. Tak terasa sudah ada di penghujung malam. Lagi-lagi aku terlambat membuat pos hari Rabu. Seperti hari lainnya, hari Rabu kali ini terdiri dari berbagai rangkaian peristiwa.

And here are the bullets of the Wudd-nesday:

  • Bangun pukul 04.00 WIB setelah tidur selama 2,5 jam untuk garap presentasi hari itu juga. Lack of Sleep? OF COURSE I AM.
  • Ya bayangin aja sih kalo misalnya udah begadang, dan jam 05.30 WIB dapet mention gini dari temen sekelompok setelah ngirim email ke doi.



  • Ikut Dialog Kebangsaan dengan Bapak Wiranto, Hidayat Nurwahid, Syahrul Yasin sekaligus merangkap menjadi panitia.
  • Masuk kelas untuk presentasi, setelahnya keluar untuk ngelanjutin tugas di tempat acara.
  • Sialan gue masuk ke forum tebar "citra".
  • Almamater ketukar dengan entah siapa, I'm pretty sure that it's a guy's, yes the smell told me so.
  • Sorenya harus ikut Asistensi untuk tes praktek Sholat.
  • Setelahnya ngecek email di mushola FISIP sampai akhirnya ketiduran di mushola, cen koyo cah suwung.
  • "Dek Anin kayak orang India/Arab ya? Ada turunan dari papa atau mama?" Sebenernya ini nggak usah dibulletkan sih, tapi lucu aja tiap denger ini.
  • Dan akhirnya baru sadar, kalo ternyata headset udah nggak di tangan.

Jika saja bisa aku beri nilai antara 0 sampai 10, hari ini cukup saja dengan nilai 5. Kenapa? Terlalu flat dari segi emosi. Tidak ada ups and downs yang membuat greget. Bahkan setelah ngasih tau poin-poin kejadian yang harus dibold, diunderline dan diitalickan, setelahnya tetep juga ngerasa biasa aja, "Oh yaudah" habis itu lewat deh masalah.

Jadi gini, aku punya konsep "Oh Yaudah." Ini ala-ala edisi ngapluk habis belajar Sosiologi untuk UKD besok. Kita semua butuh neraoin "Oh yaudah" moment ini, dan orang-orang juga harus tau, saat ada individu yang bilang "Oh yaudah", harus dimenngerti bahwa sebenarnya mereka ini bukan berarti nggak peduli, mau lepas kendali, atau udah masa bodohlah dengan segala macam terkait. "Oh yaudah" juga bisa diartikan sebagai bentuk pembebasan diri dari segala kepenatan dan tekanan yang ada. bukan berarti melepas kendalai, tapi sekedar melonggarkan pikiran agar ruang-ruang di otak kembali terisi dengan asupan oksigen yang di antarkan sel darah. Lebih dari itu, "Oh yaudah" merupakan sebuah konsep yang disederhanakan dari konsep "Me-Time" . Bahkan "Oh yaudah" dinilai sebagai konsep yang lebih praktis karena bisa dilakukan kapan aja untuk menyenangkan diri sendiri tanpa harus memposisikan diri untuk benar-benar sendiri di sebuah lingkungan.

Selamat malam, Ngaplukers.