Sesungguhnya setiap manusia yang
hidup di dunia terlahir sebagai seorang pemimpin. Hanya saja dari sekitar 7
Milyar manusia yang tinggal di bumi, hanya segelintir orang yang menyadari
bahwa dirinya adalah seorang pemimpin. Seseorang yang bisa memimpin tidaklah
harus seseorang yang memiliki jabatan tertentu di suatu organisasi atau
kelompok tertentu. Karena pada hakikatnya minimal sesorang pemimpin adalah
mereka yang bisa memimpin dirinya sendiri.
Memimpin diri sendiri dapat dilakukan
dengan cara self-controlling atau pengendalian diri. Yang dimaksud di sini
adalah dengan mengendalikan diri dari nafsu yang membabi buta dan senantiasa
memikirkan sesuatu dengan matang dan tidak tergesa-gesa demi kebaikan masa
depan diri sendiri maupun orang-orang yang dipimpin.
Selain itu, pemimpin adalah mereka
yang belajar sedikit demi
sedikit dari proses kehidupan atau pencapaian yang ada. Pemimpin bukanlah
sekedar predikat yang didapat dengan sekejap mata, melainkan suatu tanggung
jawab yang diraih melalui tahap-tahap yang berliku dan nantinya
dipertanggungjawabkan kepemimpinannya. Pemimpin bukanlah suatu pencapaian
instan yang dilalui tanpa rintangan dan kesakitan.
Di samping itu, pemimpin
haruslah seseorang yang visioner. Ia haruslah seseoarang yang memiliki wawasan
ke depan, serta idealis dalam mempertahankan mimpinya untuk menjadikannya
kenyataan. Namun yang harus diperhatikan adalah seorang pemimpin hendaknya
memiliki visi yang sama dengan mereka yang dipimpin agar pada nantinya tidak
terjadi perbedaan pendapat yang mengakibatkan disintegrasi. Hal ini dipaparkan
Pandji Pragiwaksono dalam bukunya, Berani Mengubah, ia menjelaskan bahwa di
tangan yang salah, arah Indonesia ini bisa diputarbalikan. Sehingga pada akhirnya mereka yang dipimpin
akan mendapat kekecewaan besar atas kepeimpinan pemimpinnya yang tidak berhasil
mewujudkan visi atau mimpi mereka yang dipimpin.
Terakhir, pemimpin tidak seharusnya
memihak golongan manapun. Pemimpin seharusnya berada di posisi senetral
mungkin. Satu-satunya acuan pemimpin dalam membuat suatu kebijakan adalah visi
bersama dalam sebuah organisasi atau kelompok, bukanlah kepentingan segelintir
orang yang memiliki visi-visi tertentu. Inilah yang masih menjadi PR untuk para
pemimpin di negeri ini, untuk bertindak adil, tidak memihak dan tetap fokus
kepada kepentingan bersama. Karena seringkali pemimpin di negeri ini terkesan
plin-plan dan ragu dalam pengambilan kebijakan karena pilihan-pilihan yang memungkinkan
merugikan golongan dari di mana ia berasal.
Untuk itu pemimpin ideal untuk
bangsa kita adalah seorang pemimpin yang memiliki tiga karakter dasar
diantaranya adalah, dapat mengendalikan dirinya sendiri, visioner serta adil
dalam pengambilan kebijakan. Rakyat akan terjamin kesejahteraannya jika seorang
pemimpin memiliki tiga karakter dasar tersebut.
Daftar Pustaka
Pandji Pragiwaksono (2011). Indonesia Butuh Anda. From
http://pandji.com/indonesia-butuh-anda/,
20 Agustus 2013
Pragiwaksono, Pandji (2012). Berani Mengubah.
Yogyakarta: PT Bentang Pustaka.
No comments:
Post a Comment