Masih di kendaraan umum yang sama. Hanya saja lebih sore dari yang terakhir. 16:43 Waktu Indonesia Barat, 15 Mei 2013.
Aku? Aku masih seperti kemarin, duduk di baris kedua di belakang supir di dekat jendela dengan headset terpasang sempurna. Kali ini Daylight dari Maroon 5.
kau bisa temukan banyak hal di dunia ini. Di antara mereka ada yang mampu membawamu menembus ruang dan waktu, kembali ke tempat di mana memori-memori yang tak jua lapuk itu dibuat, atau ke suatu tempat yang bahkan belum pernah kau datangi. Untukku mereka adalah musik, hujan dan perjalanan yang aku tempuh sendirian yang mampu begitu.
Hari ini adalah hari ke-17ku di kota ini, dan tetap merasa asing. Hal ini menjadi sangat ironis karena aku merasa asing di kota aku berasal. Tapi bukan itu poinnya, justru segala perasaan asing yang hinggap membuatku berpikir lebih, tentang segala hal yang pernah aku tinggalkan di kota ini dan berubah begitu saja saat aku kembali lagi.
Kali ini, 3 hal tadi membawaku ke suatu tempat, jauh dari ibukota, ada seseorang yang tinggal di sana. Ya, Daylight memang pernah menjadi lagu kami yang kami dengarkan bersama, dengan berbagi headset-sekarang headsetnya rusak, dulu. Ya, dulu. Dan sekarang aku mendengarkan musikku, sendirian.
Lalu, aku teringat akan kenangan 3 tahun lalu. Patah hati ala anak remaja labil lulusan SMP, aku ingat akan tiap umpatan, jeritan dan tangisanku waktu itu, astaga. Hingga pada akhirnya sampailah aku di titik, "aku-butuh-waktu-sendiri" jika dipikir ulang, mungkin itu pulalah yang mendorongku untuk pindah ke Yogyakarta. Gila.
Waktu terus berganti. Satu semester pertama adalah yang terberat. Karena memang tidak mudah menerima segala hal yang berbeda 180derajat dari apa yang biasa kau lihat dan rasakan. Saat itu aku tidak hanya.mencoba untuk sekedar hidup dan melanjutkan pendidikan tetapi juga bertahan. Dan bagian waktu lain tiba, aku jatuh cinta. Tapi, cinta adalah langkah pertama untuk merasakan luka. Singkatnya, akhirnya Sang Luka datang menghampiriku dan memelukku erat. Sedih? Pastinya. Namun, katanya hidupku harus terus berjalan. Tapi, hati ini terlalu sakit untuk dibuat berjalan apalagi berlari, aku butuh sesuatu untuk menyembuhkannya. Musik? Itu menyembuhkan, tapi hanya sementara. Bukan itu yang aku butuhkan. Setelah lama berpikir, aku tersadar, waktu untuk sendirilah jawabannya. Jauh dari rutinitasku, orang-orang lama dan lingkungan yang setiap sudutnya mengingatkan aku tentang dirinya.
Dan di sinilah aku berakhir. Di Kopaja 66 jurusan Blok M-Manggarai. Aku telah sampai di tempat transit pertama, terminal Blok M saat Adam menyanyikan bagian reference terakhirnya,
Cause in the daylight we'll be on our own
But tonight I need to hold you so close
Selagi menunggu, bapak tua yang ingin turun di depanku, terlintas dipikiranku, dulu aku meninggalkan kota ini untuk menyembuhkan hati yang telah disakiti, kali ini aku kembali ke untuk menyembuhkan hati yang telah disakiti pula. Mungkin memang begitu cara kerjanya, yang buruk tidak selamanya buruk, begitupun sebaliknya.
Lekukan senyum yang amat samar muncul di wajahku, namun aku belumlah sampai di rumah.
No comments:
Post a Comment