Tuesday, February 4, 2014

The Time

Baiklah kita tepati janji yang kemarin telah terucap.
Playlist #2 Live Like We're Dying-The Script
24 derajat Celcius. Bukan suhu udara yang membuat badanmu menggigil atau gigimu bergemerutuk, namun sangat cukup untuk membuatmu merasa nyaman tidak melakukan apapun kecuali membungkus tubuhmu dengan selimut dan membaca novel favorit yang sejak minggu kemarin belum juga selesai kau baca.

Kini aku pasrahkan moodku seluruhnya diatur oleh sebuah aplikasi musik di telepon genggamku. Mereka bilang musik juga seperti hujan, mereka suka membawamu kepada kenangan sedih maupun bahagia lewat bait-bait liriknya. Namun, tidak hanya itu, musik juga memberikan kita optimisme, semangat baru dan kekuatan untuk menghadapi tantangan-tantangan di hadapan kita. Akan terdengar sangat berlebihan, namun itulah kekuatan musik, suka atau tidak suka, sadar atau tidak sadar.

Aku ingat intro lagu ini, hentakkan drum, dan petikan gitar yang bergabung membentuk suatu irama yang membuat siapa saja yang mendengarnya mengusir rasa kantuk atau rasa sendu mereka.
Sometimes we fall down, can't get back up
Danny menyanyikan lirik pada bait pertamanya, dengan suara khas yang selalu membuatku heran, suatu keheranan kepada setiap mereka orang Inggris sebenarnya, karena saat mereka bernyanyi aku tak lagi mendengar aksen kental mereka yang menurut banyak orang sangat seksi itu. Tapi, sudahlah, aku tidak ingin membahas aksen mereka di sini.

Live Like We're Dying.
Apa yang kau pikirkan saat mendengar kata-kata tersebut? Aku pribadi merasakan sebuah optimisme yang coba ditularkan oleh si penyanyi kepada siapapun yang mendengarnya. Aku pikir ini lagu yang sangat cocok untuk mereka yang baru saja ingin memulai suatu langkah, besar atau kecil. Lagu yang juga sangat tepat untuk mereka yang berpikir bahwa  hidup mereka sia-sia, dan lupa akan setiap detail syukur yang telah diberikan olehNya.
We gotta startLooking at the hands of the time we've been givenIf this is all we got and we gotta start thinkingIf every second counts on a clock that's tickingGotta live like we're dying
Sudah berapa detikkah kita lupa akan waktu singkat yang diberikanNya sementara kita terus menyia-nyiakannya, membiarkannya terbuang tanpa arti dan manfaat?
Sudah berapa lama detik yang kita buang untuk membenci segala hal yang kita punya?
Sudah berapa lama detik yang kita buang dengan tidak bersyukur?

Lagu ini telah menjadi pengingat tentang bagaimana kita seharusnya memperlakukan waktu. Bagaimana waktu yang telah terbuang tidak akan mungkin kembali. Bagaimana terkadang kita lupa bahwa hal yang paling jauh dari diri kita adalah waktu.


Live like we're dying
Live like it's your latest second for a living
Live like it's your last chance for loving
Live like it's your time to make things better and never regret a thing





No comments:

Post a Comment