Yep, akhir-akhir ini, nama ini emang jadi melejeit atau naik daun atau populer atau.........lupakan. Si Bang Maman ini famous bukan karena dia jadi breakthrough singer atau banyak orang tua yang mendadak jadi namain anak-anak yang lahir di tahun 2012 ini Maman, sungguh alasan yang bukan maksimal.
Bang Maman jadi famous karena kisahnya yang disebrluaskan oleh 2 penerbit buku LKS SD kelas 2 SD. Sederhana ya keliatannya? Terus kenapa? Yang jadi masalah adalah, kisah Bang Maman ini yang nggak layak untuk 'dikonsumsi' anak cilik pitik umuran SD. Kisah Bang Maman di sini berjudul,
"Bang Maman dari Kali Pasir"Kalau cuma baca judulnya aja sih nggak ada yang aneh, dan sah-sah aja, tapi begitu masuk ke isinya. Biar lebih jelas, ini gue kasih foto ceritanya, semoga jelas ya,
Kalo lo yang baca cerita di atas, pertama sugestikan lo adalah anak kelas 2 SD dan membaca cerita itu? kira-kira apa yang bakal lo pikirin? Apakah lo berpikir bagaimana nasib Patme? Apakah ia tetap akan mendekati Salim? lalu tetapkah Bang Maman menjadi seorang tukang buah? Bagaimana dengan Ijah? Jadikah dia bercerai? Di luar pertanyaan itu semua, yang pasti, kalo gue kelas 2 SD, pasti gue tanya APA ITU ISTRI SIMPANAN, MAMA? *kemudian hening* Dan sekarag anggap lo adalah seorang ibu, kira-kira lo bakal jawab apa kalo anak lo nanya kayak gitu sama lo? Apa lo akan menjelaskan secara singkat, padat dan jelas"istri simpanan itu istri yang nggak sah kalau dilihat dari sudut negara sayang" atau "istri simpanan itu kayak kasusnya si artis 'x' sama si 'x' " atau "istri simpanan itu kayak mama ini sayang" #eh-_-
Tapi, kalo lo udah lebih gede lagi, pasti udahh bisa nganalisis dong? Ini cerita yang konsumennya anakk-anak apa cerita buat ide skenario Sinetron sampe season 14? Secara gitu, anak SD kelas 2 lagi, udah diajarin aja tuh yang namanya perselingkuhan, "penghalalan" segala cara untuk mencapai suatu hal, membohongi orang lain, kalo buku adalah salah satu senjata guru dalam melakukan pendidikan karakter buat muridnya, well, cerita ini udah ngasih indikasi kalo senjata gurunya itu malah bisa ngebunuh gurunya sendiri. Jadi apa generasi negara kita kalo buku-bukunya level kayak gini?-_-
Tapi, yang lucu adalah, saat semua pihak malah jadi lempar-lemparan, alias nggak mau disalahkan atas beredarnya buku ini. Dari pihak Dinas bilang, memilih buku adalah salah satu otonomi sekolah. Pihak sekolah bilang, harusnya guru menseleksi dulu buku mana yang pantas di konsumsi untuk siswa hingga sesuai dengan materi ajar, tapi pihak guru juga melempar bola ke atas, kenapa juga buku seperti ini masih lolos dari pengawasan departemen. Alangkah lucunya negri ini.
Ya, semoga dengan munculnya kasus ini dapat membuat Departemen kita lebih menseleksi buku-buku yang beredar di kalangan pelajar, sehingga tujuan untuk membangun generasi bangsa yang berbudi luhur dapat tercapai. amin.
No comments:
Post a Comment