*mendarat cantik dengan pegasus*
hahaha lupakan.Hell-o pembacaku*nyapa jangkrik*! Udah lama nggak ngupdate ini blog ya *ngebersihin sarang laba-laba* seperti latest post(kalau kalian baca), gue emang lagi dikejar deadline sana sini dan yap emang lagi (sok) sibuk sekali.
Ok, langsung aja.
Udah liat kan titlenya? Telat? iya emang telat, pake sangat! Tapi itu nggak buat gue males buat nge-post tentang satu hal yang
Pada hari itu, dan pada masa itu, semua orang senang, karena akhirnya hak mereka untuk mengenyam pendidikan ada juga yang memperjuangkan, nggak hanya anak-anak kompeni atau bangsawan aja, tapi juga semuanya. Yah, pasti udah kebayang lah gimana senangnya menerima pendidikan.
Sedikit meninggalkan masa lalu, sekarang liat realita di masa kini, sebelum bahas lebih lanjut, coba deh liat gambar-gambar ini dan renungin,
Menantang maut demi sekolah |
Semoga Allah senantiasa menjaga mereka |
"Cucuku tak boleh seperti aku yang sekolah di tempat seperti ini" |
"Lantaiku..... lantai tak berujung" |
Itu tadi sedikit potret pendidikan tanah air. miris bukan?
Dikala di kota besar sebuah sekolah dapat difasilitasi dengan AC, namun di wilayah lain, murid yang sekolah harus duduk berhimpitan untuk mencari kehangatan di kala hujan.
Dikala di kota besar seorang guru dapat mendapatkan gaji yang tak terhitung nilainya, di wilayah lain, guru hanya diupah satu liter beras.
Dikala siswa lain merajuk kepada sang Ibu untuk membelikannya NIKE keluaran terbaru, di kota lain, seorang anak harus rela memakaikan sepasang sandal jepit di sela-sela kakinya.
Siapapun, pasti tidak ingin hal serupa, tetapi inilah potret aslinya. Untuk itu, hendaknya pemerintah lebih membenahi diri untuk menata sistem dan fasilitas pendidikan yang lebih memadai.
Omong-omong soal Hari Pendidikan, kemarin Rabu, ggue juga sempet merayakan hari Pendidikan yang diselenggarkan di alun-alun PEMDA. Di PEMDA, gue jadi salah satu anggota paduan suara sama 60 teman gue lainnya. Awalnya seneng, tapi setelahnyatemen gue jadi mikir sesuatu dan gue setuju dengannya,
Kenapa juga pejabat-pejabat daerahnya malah dikasih tenda dan duduk untuk upacara yang singkat itu? Mereka berdiri saat mengheningkan cipta, menaikkan bendera merah putih, dan selebihnya duduk.
Kita bisa mikir gitu, karena kebetulan paduan suara berdiri di samping tenda pejabat daerah. Dan kalo kita menghadap lurus ke depan kami waktu itu, ada barisan daari adek-adek kita yang SD, ini sedikit dari snapshotnya,
Emang rada nggak jelas, tapi ini gambar anak-anak SD yang ceritanya ngadem sebelum upacara di mulai |
Dan anak SD pun duduk di tempat |
Bisa dimaklumin karena mereka masih kecil kan? |
Harusnya ada kesetaraan di sini. Nggak peduli itu dari kalangan bawah atau kalangan atas. Dari golongan terpelajar atau pengajar. Dari Timur atau Barat. Dari Suku A atau B. Kalo udah masalah menghormati jasa pahlawan dan rasa cinta tanah air, harus tetep sama. Dan bisa dilihat dari kesetaraan pesertanya dalam mengikuti upacara bendera. Nggak ada yang diistimewakan atau dikucilkan.
Selamat hari pendidikan nasional!
Semoga Pendidikan di Indonesia lebih baik, baik dari segi anak didiknya, pengajarnya juga fasilitas pendidikannya.
:)
No comments:
Post a Comment